Sumber Kesaksian: Rismaida
Seorang ibu muda, bernama Rismaida, awalnya adalah seorang wanita yang sehat. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan menderita suatu penyakit yang sangat parah, kanker tulang.
Kedatangan penyakitnya itu pun tidak pernah disadarinya. Semuanya berawal saat ia terjatuh di jalan pada suatu hari. Saat itu, Rismaida sedang berjalan sendirian. Tiba-tiba, ia merasakan pusing yang hebat. Lalu, ia terjatuh tak sadarkan diri. Sebenarnya, tidak ada luka berat, namun ia tidak pernah menyangka sesuatu yang sangat berbahaya sedang mengancam jiwanya.
Tak berapa lama, muncul pembengkakan di bahunya. Ia sempat dibawa ke dukun patah tulang. Namun, pembengkakan itu semakin membesar. Setelah diperiksa ternyata pembengkakan tersebut merupakan kanker tulang. Padahal, saat itu ia pun sedang mengandung. Dokter yang menangani dr M. Sitorus, Sp.OG memberi penjelasan tentang penyakit ganas itu.
dr M. Sitorus, Sp.OG: Saat itu, kami mendapatkan penyakitnya adalah osteosacroma, di mana penyakitnya adalah suatu jenis penyakit kanker ganas tulang. Direncanakan untuk kemoterapi. Satu resiko yang harus diambil adalah kehamilannya akan keguguran. Tetapi, pasien dan suami memilih untuk mempertahankan kehamilan dan menunda pengobatan untuk kanker ini.
Pilihan tersebut sangatlah beresiko, karena dapat mengancam nyawa Rismaida sendiri. Hal ini terbukti, sejalan dengan pertumbuhan janinnya semakin lama sel-sel kanker ganas itu terus menggerogoti tubuh Rismaida. Suami Rismaida (Joko) tak dapat menahan kesedihan melihat kondisi istrinya saat itu. Ia menceritakan bagaimana sang istri mengalami pendarahan yang semakin besar.
Semakin hari, kondisi Rismaida semakin memburuk. Tidak hanya itu, kandungannya pun berada dalam kondisi kritis.
dr M. Sitorus, Sp.OG: Pada bulan Juni, dilaporkan bahwa sudah keluar belatung atau ulat dari lokasi kanker. Kami mendapatkan gangguan pertumbuhan pada janin. Kami putuskan untuk melakukan operasi caesar darurat, dengan harapan tujuan pertama adalah menyelamatkan bayi yang sudah ditunggu selama empat bulan. Dan menyelamatkan ibu sebagai tujuan nomor dua.
Dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri, Rismaida menjalani operasi Caesar untuk menyelamatkan nyawa anaknya. Joko dan Rismaida hanya bisa menggantungkan iman mereka pada Tuhan. Selama masa perawatan, Joko terus menjaga dan mendoakan istrinya. Rismaida pun pantang menyerah dalam menghadapi penyakitnya tersebut.
Rismaida: Saya percaya bahwa Yesus akan menyembuhkan saya, pasti menyembuhkan saya. Karena Yesus masih hidup dari dulu sampai sekarang.
Keajaiban pun terjadi, Rismaida dan anaknya selamat. Setelah melahirkan, Rismaida melanjutkan pengobatan kankernya. Dengan setia, Joko mendampingi Rismaida melewati dua kali kemoterapi.
Sayangnya, selama pengobatan, Rismaida tidak dapat bertemu dengan anaknya yang dinamai Michael Parasian. Karena alasan kesehatan, Michael dirawat oleh keluarga Bapak Soni yang merupakan sahabat Rismaida. Bapak Soni dan istrinya, Rini sangat salut pada perjuangan Rismaida.
Rini: Saya lihat sih bagaimana seorang ibu ya mengasihi anaknya. Ia berjuang untuk supaya anak ini bisa lahir. Dia harus menanggung penderitaan seperti itu.
Meskipun anaknya dirawat oleh sahabat keluarga, tetap saja Rismaida merasakan kerinduan yang mendalam untuk bertemu anaknya. Hal ini semakin menguatkan semangatnya untuk hidup.
Satu hal yang mungkin tidak dimiliki semua orang, bahwa ia memiliki sebuah keyakinan yang pasti bahwa di dalam Yesus Kristus, ia akan sembuh dan tetap hidup. Dalam masa perawatan, Rismaida masih sanggup tersenyum. Joko yang selalu berada di sisinya mengakui keteguhan hati Rismaida ini.
Joko: Luar biasa Tuhan jamah, istri saya penuh dengan semangat yang tinggi, semakin hari semakin dikuatkan oleh Tuhan.
Roma 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.